Biarkan sejenak, Ingin kupandangi sekali-lagi Lebih lama, lebih dalam, lebih khidmat Dalam ketidakdewasaanku, Aku ingin mengeja namamu berkali - kali dalam segala bentuk bahasa, Membekukan setiap mili waktu, Bersyair dan memuji Aku telah menebar - melebur Berbaur bersama sonar dan binar mata itu Yang jika ditanya, apa mauku? Kumau tinggal di titik detik pertama aku melihatmu Kumau berterus-terang, terbuka, dan disaksikan para bintang dan sekutunya Bahwa aku ingin mendambamu, dengan sebaik-baiknya mendamba - Surabaya, 2024
by Fitri Wulandari