Hai.
Udah lama rasanya gak nulis. Mungkin malam ini gue akan menulis mengalir aja. Dan tulisan yang mengalir ini akan gue beri judul Sambatan Dua Pagi. Jadi, seterusnya kalo gue nulis judul itu artinya itulah tulisan yang ada dikepala gue.
Belakangan ini gue ada di fase refleksi diri. Yap, tahun ini umur gue 22 tahun. Gue berkaca, selama 22 tahun ini, apakah gue sudah hidup dengan baik?
Beberapa belakangan ini gue juga banyak menangis. Tapi kalo ditanya alasannya apa, sebenarnya gue sendiripun bertanya-tanya, "gue kenapa ya?". Oleh karena itu, gue coba untuk 'mencari jawaban' dengan banyak keluar rumah. Gue coba temui beberapa teman gue, baik teman lama yang udah jaranggg banget ketemu sampe teman baru yang pertama kali kenal. Gue juga coba untuk naik transportasi umum. Gue naik kereta dan mungkin gue akan coba untuk naik angkot lagi. Naik kendaraan umum, membuatmu peka dengan kehidupan, katanya begitu. Kalo misalnya naik kereta, kadang gue mengamati orang lalu lalang di stasiun dan menerka masalah mereka apa aja kayak misal mungkin ada yang sedang sedih karena dimarahi atasannya, ada yang sedang kangen sama orangtuanya di kampung, ada yang sedang pusing karena hutangnya menumpuk, ada yang sedang senang karena abis dipuji pasangannya, ada yang bangga karena berhasil mencapai target, ada yang insecure karena berat badannya naik, ada yang menahan lapar karena harus hemat, ada yang ga sabar ke toilet karena mungkin menahan buang air (?), bahkan mungkin beberapa diantaranya ada yang sedang habis berbuat kriminal macem mencopet, berzina, bahkan membunuh.
Gue juga belakangan ini banyak nonton dokumenter, entah setiap kali nonton dokumenter tuh rasanya kayak fulfil gimana gitu. Gue merasa diri gue langsung penuh lagi aja. Gue juga jadi suka dokumenter karena dokumenter itu menampilkan se-apa adanya kehidupan tanpa perlu dibuat-buat. Semua terlihat jujur di frame. Ngeluh ya ngeluh, capek ya capek, seneng ya seneng.
Dan karena itu semua, gue jadi banyak berfikir kalo sebenernya masalah dalam hidup gue itu hanya sebagian kecil dari kehidupan. Ya kita gabisa membandingkan masalah kita dengan orang lain, tapi gue jadi sadar kalo mereka aja bisa melaluinya dengan baik. Masa gue enggak? Gue jadi berfikir, apa sebenernya selama ini hal yang paling menakutkan dalam hidup atau yang membuat pikiran berat, itu semua hanya dikepala gue aja? Gue juga jadi sadar kalo sebenernya kita tuh cuma sebagian kecil dari masyarakat. Kita bukan siapa-siapa.
Setelah melihat kehidupan orang lain juga, membuat gue bersyukur akan banyak hal. Gue juga jadi merasa bahwa jsutru sumber kebahagiaan itu adalah bermula dari hal-hal yang paling sederhana. Kita hanya terlalu naif untuk tidak mengakuinya. Kita terlalu congkak untuk bisa sadar kalau sebenernya, kita tuh udah dikasih banyak hal indah loh.
Selain itu, gue juga jadi sadar kalo sebenernya masalah itu akan selalu ada. Mau lo merubah penampilan, mengganti jabatan/pekerjaan, bahkan merubah nama, masalah itu pasti ada. Masalah itu akan selalu melekat dari siapapun yang jiwa nya masih hidup. Dan lagi-lagi, "manusia itu harus terus bergerak" bukan?
Comments
Post a Comment