Skip to main content

Running in Circle

Ada lelah yang tak tertahan
Ada jeda yang harus tertunda
Sesak dikejar kewajiban
Cemas bercanda dengan kehidupan
 
Kata orang, bekerja keraslah untuk mencapai sesuatu. Tetapi keasyikan bekerja dipoles kata keras dibelakangnya justru melupakan-melewatkan-mengaburkan hal-hal yang paling esensial dalam hidup. Terus memaksa diri sampai lupa sebetulnya apa yang sedang dicari.
Berjalan tanpa alasan. Bersuara dalam kebisingan. Bergerak penuh ke-si-a-si-a-an.
-
Pukul dua aku masih terjaga. Ide yang kunanti untuk mampir sejenak dikepalaku absen kembali malam ini. Entah bahasan kali ini kurang menarik atau memang waktu yang belum siap. Dee Lestari pernah bilang bahwa ide adalah gift. Jika benar, apa hadiah itu tak datang karena aku membuat sebuah kesalahan? –bisa jadi, tapi ada faktor lain. Atau aku yang memaknai gift terlalu sempit? Pemaknaan gift memang selalu jebakan untuk beberapa  orang. Gift = Pemberian. Pemberian seringkali diberikan karena ‘sebab’. Semakin dalam aku mencari jawaban, semakin bodoh dibuatnya. Sebab? Sebab kuat apa yang harus kumiliki sehingga ‘pantas’ untuk menerima sebuah pemberian bernama ide?
Menit bertambah, semakin kerdil termakan pertanyaan yang dipertanyakan diri sendiri. Kesadaran bahwa aku melewatkan beberapa hal semakin nampak. Pembenaran betapa bodohnya diri ini juga semakin jelas. Aku lupa, aku lupa untuk lebih hidup. Selama ini aku hanya berlari dalam lingkaran ambisiku sendiri. Tentunya kebebalanku ini berkorelasi dengan sebab yang seharusnya kumiliki sehingga ide enggan untuk mengadar -barang sejenak.

Comments

  1. Bagaimana menurut lu jika esensi hidup kita menuntut kita bekerja keras agar dampaknya memperbaiki esensi hidup orang lainnya lebih cepat dirasakan dengan melupakan-melewatkan-mengaburkan esensi diri, tidak mengapa? :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Good question btw. That's life, selalu banyak pilihan dan kadang-kadang pilihan tak selalu harus berlandas kepuasan diri sendiri. You know the answer, bro

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kenalan

"Menulis adalah bekerja untuk sebuah keabadian" - Mr.Pramoedya Ananta Hollaa pertama-tama saya ucapkan hamdalah dan rasa syukur kepada Allah karna saya telah menyelesaikan pendidikan tingkat SMP (gue alumni SMPN 9 Bekasi-iya, ini ga penting) dan akan melanjutkan tingkat SMK tepatnya di SMKN 1 Bekasi. Fitri Wulandari. Lengkap gue. Nama yg terlihat 'biasa' dan  'sederhana'. Sesederhana roti tawar yg lo beli dialfamart.  Tapi ketika lo mencoba 'mensyukuri', 'menikmati', dan mengubahnya menjadi rotibakar/ sandwhich tentu akan menghasilkan rasa yg luar biasa. Nama yg terlihat pasaran tapi di dalamnya penuh keistimewaan. Nama singkat yg terkesan payah tapi didalamnya ada banyak berkah. Aamiinn. Remaja, masa dimana ingin mengekspresikan diri dan tulisan adalah bagian dari representasi ekpresi diri. Cita- cita gue ingin jadi orang bahagia - as simple as that ,  Gue suka berfikir out of the box , suka berfantasi dengan sight yang abs...

Sendiri Bukan Berarti Bebas (Opini#1)

Ternyata sendiri ga selamanya menyenangkan.  Ternyata sendiri jauh dari ekspetasi. Ternyata sendiri bukan berarti bebas. Apalagi sambil mengingat kawan lama, ternyata semua ga sesuai. Doa itu terkabul sambil terseret penyesalan. Pernah terucap tak menginginkan kawan dekat itu sesalnya. Alasannya ingin sendiri ya karena tidak ingin kecewa lagi dan terulang bagian lalu.”Teman dekatmu adalah peluang besar menjatuhkan mu” alasan lain. Satu hal, kenyataan yang kita harapkan ga akan pernah ada sampai kapanpun. Kata kuncinya, nikmatin. Ya gue harus nikmatin jalan yang udah semestinya gue lewatin. Mungkin gue terlalu fokus dengan ekspetasi mengejar  kesenangan diri sendiri. Sampe gue lupa, yang ada disekitar gue ternyata lebih berharga dari apapun. Momen sendiri membuat gue belajar dan sadar akan banyak hal. Ketika gue memasuki lingkungan baru dimana posisi gue teramat asing, hal itu terasa.  Ya gue sendirian. Tanpa partner. Bingung. Sekelibat kalimat “gue butuh lo disini, te...

Gerimis Kalimalang

Satu tetes mengisahkan dua kenangan Di bawah kios itu kita pernah meracik rasa Lekukan garis di ujung bibir mulai terngiang Membentuk konstruksi sederhana perihal cinta Pernyataan dan pertanyaan itu yang kuingat Seruput kuah kembali menalar Tempat ini masih sama Dengan sudut dimana aku bersua Adrenalin mulai terperanjat Hipokampus mulai memilah Dan alveolus mulai melambat Aku sesak.. Dua tetes menciptakan satu harapan Pahatan wajah Maha karya Tuhan yang paling indah Satu bagian mulai menggebu-gebu Yang kusebut itu rindu Semut-semut bebas berarak-arak Berpesta pora merayakan kelu berbalut asa Pertanyaan klise mulai muncul Argumen apa? mengapa aku kembali? Ohh…majas mana yang harus ku pilih? Hiperbola si berlebihan? Atau personifikasi si umpama Simile juga tentu menjadi pilihan Bukan… Ini lebih dari sekedar barisan kata menyambung Ini tentang secarik kecil cerita kita Yang sempat terobek dimakan waktu Tiga tetes meng...