Jiwanya terbuat dari unggun-timbun sajak
Terihat amat biasa dari segala nampak
Namun tulangnya kebas menanggung kecewa
Semakin ter-asing pun ia tahan
Olokan dan kebencian
Panggung yang diisi kepalsuan
Malam tambah merasuk
Derita semakin membusuk
Ia teguh berani hidup
Meski sesekali jatuh menelungkup
Ia mengerang kala memandang
Yang ia harap pulang ternyata jurang
Dalam sunyi, harapan menari
Dalam diam, ia berusaha berdiri
Di kakinya sendiri
Meski perih penuh duri
Comments
Post a Comment