HARI INI AKU DAN KITA TENGGELAM
DALAM MEMORI MANJA YANG BERKELANA DI UJUNG MASA.
Seragam kita sudah habis
masanya.Siap dikemas dan dikenang. Sekitaran pipiku basah oleh tangisan.
Mungkin karena terenyah dan terjerahap dari barisan. Aku tau diriku sedang
mengenang, mengenang gurau-gurau yang kau lontarkan dari lingkar bibirmu. Di
sudut ini aku benar – benar tenggelam.Atmosfer langit dan pasukannyalah
saksinya. Aku ingin memekik mohon untuk tetap tinggal. Atau jeritan tolong
jangan tinggalkan. Tetapi jelas kata tak menghentikan. Kau mulai membisikkan
sesuatu padaku. Suaramu lembut dan dewasa. Pesan – pesanmu menguntai diudara
dan berbuih. “Kita masih teman dan akan selamanya teman.”, katamu. Hatiku
mencelos terkagum – kagum. Rupanya kau
pandai menggoda. Senyum manismu itu kau bekukan sebagai tanda pertemanan.
Mengakhirkan bukan pilihan. Tidak
ada pilihan juga bukan pilihan Aku ingin menyinggung kenakalan apatis yang
pernah kita buat dulu. Bak seorang trouble maker terkenal seantero. Kita pernah
terbilang. Bukan hanya itu,persuasifmu juga pernah menjadi masalah. Lucu dan
pilu memang jika dikenang. Kenyataan hebatnya,itu menjadi alasan mengapa aku
bisa tenggelam.
Kau tahu? Aku ingin bermain
peran. Bermain untuk sekali lagi. Setidaknya menyisakan bagian terpenting untuk
hari ini. Sebelum senja menutup selimutnya,aku ingin menari. Aku ingin kita
saling menggenggam, meletup kebebasan dan saling mencintai. Aku ingin mengenang
hari ini. Tak apa jika romeo milik Juliet, Habibi milik ainun, asal hari ini milik
kita. Milik kamu, aku, dan mereka. Kita habiskan hari ini untuk menari.
Mengayun lengan dan bersyair. Kita bereuforia hinga lupa bahwa hari ini kita
akan usai.
Comments
Post a Comment