Satu tetes mengisahkan dua kenangan
Di bawah kios itu kita pernah meracik rasa
Lekukan garis di ujung bibir mulai terngiang
Membentuk konstruksi sederhana perihal cinta
Pernyataan dan pertanyaan itu yang kuingat
Seruput kuah kembali menalar
Tempat ini masih sama
Dengan sudut dimana aku bersua
Adrenalin mulai terperanjat
Hipokampus mulai memilah
Dan alveolus mulai melambat
Aku sesak..
Dua tetes menciptakan satu harapan
Pahatan wajah Maha karya Tuhan yang paling indah
Satu bagian mulai menggebu-gebu
Yang kusebut itu rindu
Semut-semut bebas berarak-arak
Berpesta pora merayakan kelu berbalut asa
Pertanyaan klise mulai muncul
Argumen apa? mengapa aku kembali?
Ohh…majas mana yang harus ku pilih?
Hiperbola si berlebihan?
Atau personifikasi si umpama
Simile juga tentu menjadi pilihan
Bukan…
Ini lebih dari sekedar barisan kata menyambung
Ini tentang secarik kecil cerita kita
Yang sempat terobek dimakan waktu
Tiga tetes mengakhirkan satu cerita
Dibawah kios itu kita pernah memadu rasa
Comments
Post a Comment