Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2016

Pernah

Pernah merasakan cinta yang salah? Yang bukan berada di naungan-Nya? Yang membawamu ke ranah jurang terdalam Yang membuat jiwa siapapun korbannya terhunus? Pernah merasa patah ? Seperti melayang bebas lalu terjatuh Terbelah dan hancur… Pernah kecewa dengan pilihan? Mengutuk diri untuk di salahkan Padam dan hilang… Pernah membenci cermin? Yang memantulkan kebenaran Jelas dan tanpa toleransi… Merasa tersendat… Malu… Terbelakang… Iya, aku pernah.

Pilu

pict by pexels.com Lihatlah! Masih adakah jiwa penentang murka? Yang tulus hatinya sebening cuka Yang mendakwa pilu akibat ulah mereka Yang tercecer kini adalah duka Lihatlah! Kabar kebengisan para kadal Menjadi asupan rutin negeri ini… Yang katanya surga tapi begini… Negri yang berisi si otak mini… Iba…ohhh..iba.. Mendengar hawa jadi santapan birahi Anak kecil yang masih lugu nan polos, Sudah terpedaya kejinya pembiadab   Satu dua berita tak lagi cukup Akses keadilan terasa tertutup Penegak hukum ikut-ikutan gugup Rasa kemanusiaan seolah meredup Media gencar meraung, mengaung, mem-beo sana sini Peluang emas mendapat perhatian publik Tapi tak sadar aungan mereka hanyalah wacana Yang semakin tersebar semakin menyayat hati Nasib ohh…nasib… Hidup dijaman hukum tak lagi kuasa Tapi nafsulah yang berkuasa Yang banyak uang jadi perkasa Fitri Wulandari - 19:23

Gerimis Kalimalang

Satu tetes mengisahkan dua kenangan Di bawah kios itu kita pernah meracik rasa Lekukan garis di ujung bibir mulai terngiang Membentuk konstruksi sederhana perihal cinta Pernyataan dan pertanyaan itu yang kuingat Seruput kuah kembali menalar Tempat ini masih sama Dengan sudut dimana aku bersua Adrenalin mulai terperanjat Hipokampus mulai memilah Dan alveolus mulai melambat Aku sesak.. Dua tetes menciptakan satu harapan Pahatan wajah Maha karya Tuhan yang paling indah Satu bagian mulai menggebu-gebu Yang kusebut itu rindu Semut-semut bebas berarak-arak Berpesta pora merayakan kelu berbalut asa Pertanyaan klise mulai muncul Argumen apa? mengapa aku kembali? Ohh…majas mana yang harus ku pilih? Hiperbola si berlebihan? Atau personifikasi si umpama Simile juga tentu menjadi pilihan Bukan… Ini lebih dari sekedar barisan kata menyambung Ini tentang secarik kecil cerita kita Yang sempat terobek dimakan waktu Tiga tetes meng...