Ternyata sendiri ga selamanya menyenangkan. Ternyata sendiri jauh dari ekspetasi.
Ternyata sendiri bukan berarti bebas. Apalagi sambil mengingat kawan lama,
ternyata semua ga sesuai. Doa itu terkabul sambil terseret penyesalan. Pernah
terucap tak menginginkan kawan dekat itu sesalnya. Alasannya ingin sendiri ya
karena tidak ingin kecewa lagi dan terulang bagian lalu.”Teman dekatmu adalah
peluang besar menjatuhkan mu” alasan lain. Satu hal, kenyataan yang kita
harapkan ga akan pernah ada sampai kapanpun. Kata kuncinya, nikmatin. Ya gue
harus nikmatin jalan yang udah semestinya gue lewatin. Mungkin gue terlalu
fokus dengan ekspetasi mengejar
kesenangan diri sendiri. Sampe gue lupa, yang ada disekitar gue ternyata
lebih berharga dari apapun.
Momen sendiri membuat gue belajar dan sadar akan banyak hal.
Ketika gue memasuki lingkungan baru dimana posisi gue teramat asing, hal itu terasa. Ya gue sendirian. Tanpa partner. Bingung. Sekelibat kalimat “gue butuh lo
disini, teman”terlintas jelas diotak gue. Tapi gue paham, ini real-itas. Kita
hidup untuk maju. Seindah-indahnya masa lalu ya kita dituntut harus maju. Lo mau
stuck sama aja lu berenti hidup. Gitu.
Ga ada cara lain selain nikmatin. Nikmatin apa yang udah lo
dapet. Nikmatin apa yang terlanjur terjadi. “Life is too short”katanya begitu.
Kalo emang hidup singkat, mau kapan lagi lo nikmatin hidup kalo bukan sekarang?
Mau kapan lagi lo buang buang waktu cuma untuk penyesalan? Mau kapan lagi lo
ngisi masa muda lo dengan kemurungan?itu kalimat penyemangat.
Gue tau, ga akan pernah dan ga akan bisa manusia mengulang
waktu. Kalo pun bisa, mungkin manusia di dunia ini semuanya akan menjadi baik.
Dan itu ga mungkin. Sekali lagi, gue nikmatin dan gue mulai ubah mindset gue
tentang apa itu teman. Teman itu ibarat permen fox dalem kaleng. Warna-warni.
Ada merah, kuning, hijau, dan masih banyak lainnya. Yang setiap individunya punya
kecenderungan. Gue mahluk social yang hidup saling ketergantungan. Allah
menciptakan kuranglebih seseorang agar bisa saling melengkapi. Gue butuh teman
itu jelas. Percuma kita punya kelebihan tapi gapunya tempat untuk menutupi
kekurangan. Gue juga butuh teman yang bisa di jadikan tempat penampungan cerita
perjalanan hidup gue. Masalah dia bakal ngecewain atau nggak, itu urusan
belakangan. Yang penting be kind. Gue ga terlalu begitu memperdulikan fake or real friends. Manusia bisa aja berubah.
Memilih teman yang sempurna itu ga akan pernah ada sekali lagi. Asal kita
jangan terlalu open kita ga akan kecewa. Simple. Sendiri bukan berarti bebas.
Kebebasan yang seutuhnya datangnya dari diri sendiri. Bukan karna ada orang
lain sebagai penghalang. Lo akan merasa bebas saat lo ikhlas. Saat lo
menikmati. Bukan saat lo sendiri.
💛
ReplyDelete