Skip to main content

Bukan Salah

pict by pexels.com
       Ketika tokoh dunia berkhianat, Hal yang mampu dilakukan hanya diam. Diam di posisi. Mengapa ? tidak ada yang harus di salahkan. Manusia selalu punya bagian untuk salah. But, I feel lost inside my self.  Jika memang ini adalah sebuah drama atau hanya permainan semata, im quit. Lebih baik  mengaku kalah dibanding harus sakit. Saya takut. Takut untuk berbicara kepada mereka yang sudah saya anggap stranger. Takut untuk memulai halaman baru karena terlalu larut dengan halaman sebelumnya. Takut untuk percaya kepada orang karena sebagian mereka hanya penasaran bukan peduli.

Kamar. Tempat yang sangat nyaman untuk membuka diri. Di sini tidak ada stranger atau binatang buas atau monster penggigit. Goresan luka terdalam memenuhi halaman tanpa ditawar. Sutradara Alam yang Kuasa telah mengatur skenario ini semua. Tidak ada yang bisa mengelak. Konflik ini terasa keras, cepat, ganas,panas, menyakitkan, jahat tapi berjalan sangat lembut. Yang setiap babaknya mampu merasuki jiwa dan mengkoyak akal sehat,
Drama film ini seakan akan tayang 24 jam sehari penuh bebas iklan,  tanpa terlihat pemain yang lelah dan saya harus dipaksa menonton setiap harinya,  tanpa istirahat. Namun yang anehnya jelas di sini hanya saya penontonnya. Entah mungkin cerita yg dibawa para pemain kurang minat bagi orang lain atau memang drama ini khusus dibawakan dan dipertontonkan oleh saya?

Seperti novel yang pernah saya baca, Terkadang memang sesuatu hal terjadi begitu saja dan kita hanya perlu menerima dan melanjutkan. saya yakin sang Kuasa ingin menyampaikan sesuatu hal penting. Pertanyaannya, apa ? Mengapa drama film ini tidak kehabisan konflik dan begitu sangat bergairah? Lalu mengapa pemain pemain ini tidak merasa kelelahan padahal saya saja yg sebagai penonton sangat kelelahan dan butuh istirahat.

Kesimpulannya memang saya yang harus ikhlas. Drama ini akan selesai jika saya ikhlas dan bangun dari arus kesedihan. Mungkin maksud mereka tidak ingin mengecewakan. Pengkhianatan itu bukan hal yang diinginkan. Apalagi dilakukan oleh pemain yang seharusnya protagonis.Semua terjadi begitu saja mengikuti alur. Tidak ada yang jahat. Hanya tinggal bangun dari kursi studio pertunjukan, buka pintu dan melanjutkan aktivitas.

Comments

Popular posts from this blog

Kenalan

"Menulis adalah bekerja untuk sebuah keabadian" - Mr.Pramoedya Ananta Hollaa pertama-tama saya ucapkan hamdalah dan rasa syukur kepada Allah karna saya telah menyelesaikan pendidikan tingkat SMP (gue alumni SMPN 9 Bekasi-iya, ini ga penting) dan akan melanjutkan tingkat SMK tepatnya di SMKN 1 Bekasi. Fitri Wulandari. Lengkap gue. Nama yg terlihat 'biasa' dan  'sederhana'. Sesederhana roti tawar yg lo beli dialfamart.  Tapi ketika lo mencoba 'mensyukuri', 'menikmati', dan mengubahnya menjadi rotibakar/ sandwhich tentu akan menghasilkan rasa yg luar biasa. Nama yg terlihat pasaran tapi di dalamnya penuh keistimewaan. Nama singkat yg terkesan payah tapi didalamnya ada banyak berkah. Aamiinn. Remaja, masa dimana ingin mengekspresikan diri dan tulisan adalah bagian dari representasi ekpresi diri. Cita- cita gue ingin jadi orang bahagia - as simple as that ,  Gue suka berfikir out of the box , suka berfantasi dengan sight yang abs...

Sendiri Bukan Berarti Bebas (Opini#1)

Ternyata sendiri ga selamanya menyenangkan.  Ternyata sendiri jauh dari ekspetasi. Ternyata sendiri bukan berarti bebas. Apalagi sambil mengingat kawan lama, ternyata semua ga sesuai. Doa itu terkabul sambil terseret penyesalan. Pernah terucap tak menginginkan kawan dekat itu sesalnya. Alasannya ingin sendiri ya karena tidak ingin kecewa lagi dan terulang bagian lalu.”Teman dekatmu adalah peluang besar menjatuhkan mu” alasan lain. Satu hal, kenyataan yang kita harapkan ga akan pernah ada sampai kapanpun. Kata kuncinya, nikmatin. Ya gue harus nikmatin jalan yang udah semestinya gue lewatin. Mungkin gue terlalu fokus dengan ekspetasi mengejar  kesenangan diri sendiri. Sampe gue lupa, yang ada disekitar gue ternyata lebih berharga dari apapun. Momen sendiri membuat gue belajar dan sadar akan banyak hal. Ketika gue memasuki lingkungan baru dimana posisi gue teramat asing, hal itu terasa.  Ya gue sendirian. Tanpa partner. Bingung. Sekelibat kalimat “gue butuh lo disini, te...

Gerimis Kalimalang

Satu tetes mengisahkan dua kenangan Di bawah kios itu kita pernah meracik rasa Lekukan garis di ujung bibir mulai terngiang Membentuk konstruksi sederhana perihal cinta Pernyataan dan pertanyaan itu yang kuingat Seruput kuah kembali menalar Tempat ini masih sama Dengan sudut dimana aku bersua Adrenalin mulai terperanjat Hipokampus mulai memilah Dan alveolus mulai melambat Aku sesak.. Dua tetes menciptakan satu harapan Pahatan wajah Maha karya Tuhan yang paling indah Satu bagian mulai menggebu-gebu Yang kusebut itu rindu Semut-semut bebas berarak-arak Berpesta pora merayakan kelu berbalut asa Pertanyaan klise mulai muncul Argumen apa? mengapa aku kembali? Ohh…majas mana yang harus ku pilih? Hiperbola si berlebihan? Atau personifikasi si umpama Simile juga tentu menjadi pilihan Bukan… Ini lebih dari sekedar barisan kata menyambung Ini tentang secarik kecil cerita kita Yang sempat terobek dimakan waktu Tiga tetes meng...